Pengertisn EPS Earning Per Share (Laba Per Lembar Saham) dalam Analisa Fundamental

Pada kesempatan ini duitmue.com, akan membahas EPS Earning Per Share. Salah satu rasio yang sering kita dengar, dan sering digunakan oleh para analis maupun investor dimanapaun, sebagai salah satu indikator untuk menganalisa tingkat profitabilitas perusahaan.

Ini tentu sangat penting bagi siapa pun yang menggeluti saham.

Apa Itu EPS Earning Per Share ?

Earning Per Share jika diartikena ke bahasa di Indonesia disebut Laba Per Lembar Saham.
Dari perngertian di atas mungkin kamu sudah bisa sedikit menyimpulkan apa itu EPS.

Secara gampangnya pengertian EPS Earning Per Share adalah berapa Laba yang diperoleh di setiap lembar saham yang dipegang investor.

Rumus Eps Earning Per Share

Pengertisn EPS Earning Per Share

Contoh :

Perusahaan KSO membukukan laba tahunan di tahun ini sebesar Rp100 juta, dimana ada 1000 saham yang beredar yang dimiliki investor.

Berapa EPS nya =

Laba

_______________
Jumlah saham Beredar

=

100.000.000
__________

                                                                                                    1000

EPS = 100.000

Untuk perhitungan lebih aktualnya Rumus diatas = ( Laba – Dividen Saham Preferren ) / Jumlah saham yang beredar.

Manfaat EPS Earning Per Share

Melalui EPS kita bisa mengetahui berapa laba yang diperoleh perusahaan per lembarnya. Sekaligus bisa dijadikan pembanding dengan EPS sebelumnya. untuk mengetahui laba emiten bertumbuh ( lebih besar) dari tahun sebelumnya atau tidak.

Hal ini karena pertumbuhan laba dari tahun ke tahun ( Year On Year), ataupun Q on Q( kuartal) menjadi salah satu indikator, bahwa perusahaan tersebut terus/sedang bertumbuh dan memiliki prospek yang bagus.

Itulah kenapa ketika rilis laporan keuangan, para analis dan investor banyak yang manaruh perhatiannya pada rasio EPS ini. untuk melihat apakah bertumbuh atau tidak, di atas ekspektasi para analis atau tidak.

Juga hasil dari rasio EPS Earning Per Share tersebut juga bisa digunakan sebagai bahan perhitungan ratio yang lain, seperti PER (Perice to Earning Ratio) yang juga sangat populer untuk menentukan saham murah/mahal.
Itulah kenapa rasio EPS ini sangat populer untuk para investor.

Karena mencetak Laba adalah tujuan akhir dari setiap perusahaan manapun didunia ini. Perusahaan yang mampu mencetak laba dengan baiklah, yang menjadi incaran para investor investor. Terutama investor di pasar modal, karena pergerakan harga saham sejalan dengan pertumbuhan laba yang dihasilkan.

Meski begitu rasio EPS ini bukanlah satu-satunya ratio, untuk mengukur tingkat profitabilitas emiten. Ada banyak rasio lain yang juga digunakan untuk mengukur tingkat profitabilitas perusahaan.

Bisa dibilang, kita harus bijak dalam membaca rasio-rasio tersebut seperti EPS Earning Per Share ini. Jika kita salah dalam memahaminya, itu berarti data analisa kita juga tidak akan akurat. Dan hal itu akan menyebabkan analisa ataupun valuasi kita bisa menyimpang jauh, jika tidak mau dikatakan salah.

Bijak yang saya katakan di atas, maksudnya adalah jangan hanya menggunakan rasio EPS ini untuk mengukur profitabilitas perusahaan. Kita juga harus mengecek rasio lain untuk mengkonfirmasi data dari EPS tersebut.

KENAPA ???

Karena banyak bias dan DISTORSI DATA yang bisa terjadi jika kita hanya menggunakan EPS. Semua itu karena variabel pembentuk EPS bukan Variabel murni laba..!!

Variabel Perhitungan EPS Earning Per Share

Mari kita bahas Variabel perhitungan EPS yang ada, dimana :

EPS = (Laba Bersih –Dividen Preferren )/ Jumlah saham yang beredar

Ok dari sini munkin tidak ada masalah..setuju?

Seperti kita tahu bahwa Laba bersih yang digunakan dalam perhitungan EPS tersebut, variabel pembentuknya bukan hanya dari hasil penjualan yang diperoleh perusahaan, dan dikurangi beban-beban yang ada, pajak dan lain-lain.

Tapi, tahukah anda bahwa hasil penjualan asset juga akan masuk/ditambahkan di laba bersih!!!

Ini yang saya maksud distorsi data. Jika kamu hanya melihat EPS ataupun Laba Bersih sebagai hasil final, kita suatu saat akan mengalami distorsi data ketika emiten melakukan penjualan asset, yang akhirnya akan menyebabkan laba bersihnya meningkat tajam. Dan tentunya EPSnya juga.

Padahal dari segi penjualan mengalami penurunan. Namun laba bersih yang seharusnya turun jadi meningkat, karena penjualan aset yang dilakukan perusahaan. Bukankah hal ini akan menjadi jebakan bagi investor, yang hanya melihat EPS Earning Per Share dan Laba Bersih, tanpa mau menganalisa secara menyeluruh. Guna mengkonfirmasi, bahwa kenaikan laba bersih atau EPS benar-benar dikarenakan kinerja perusahaan tersebut.

Ada juga skenario lain, yang menyebabkan Distorsi data ataupun dilusi pada EPS selain dari Laba bersih. Yakni dari jumlah saham yang beredar dikarenakan stock Split( pemecahan jumlah saham, contoh dari 1 jadi 2) dan stock reverse (penggabungan saham, contoh dari 2 menjadi 1).

Hal ini juga pasti akan menyebabkan perhitungan EPS mengalami dilusi, dengan terjadinya stock split yang menjadikan jumlah saham yang beredar, menjadi lebih banyak akan menyebabkan nilai EPS rendah. Atau terlihat turun dari periode sebelumnya.

Padahal laba bersih,laba operasi dan penjualan mengalami kenaikan signifikan. Namun karena adanya stock split, yang menyebabkan saham yang beredar menjadi lebih banyak. Seperti kita ketahui, ini menjadi variabel pembagi dari laba bersih untuk mencari nilai EPS , tidak heran jika “nilai” EPS menjadi “terlihat” rendah/turun. Padahal sebaliknya!!

Ketika stock reverse-pun begitu, jumlah saham yang beredar akan menjadi lebih sedikit. Dimana hal ini akan menyebabkan nilai EPS, kemungkinan akan menjadi lebih tinggi.

Itulah kenapa seperti yang saya bilang diatas, kita harus bijak menggunakan EPS.
Bukan tidak boleh, atau EPS itu buruk untuk bahan analisa karena datanya rawan distorsi.

Silahkan gunakan EPS ataupun Laba Bersih. Namun konfirmasi dulu hasilnya, lihat Penjualannya(meningkat/tidak)?? Laba operasinya (meningkat/atau tidak) ?

Jangan lupa lihat juga ada penjualan asset juga stock split,  maupunn stock reverse yang terjadi atau tidak?Atau hal-hal lain, yang mampu mempengaruhi perhitungan EPS Earning Per Share nantinya.

Tinggalkan komentar