PER Price Earning Ratio dan Cara Menghitungnya dengan Tepat!

Duitmue.com – PER Price Earning Ratio merupakan hal yang harus dipahami setiap investor jika investasinya ingin selalu menguntungkan. Seperti kita tahu, dalam investasi apa pun tentu keuntungan adalah tujuan utamanya.

Untuk mendapatkan tujuan tersebut, tentunya kita harus menanam investasi di perusahaan yang memang memiliki pertumbuhan yang baik. Jika tidak, kerugian hingga kehilangan modal investasi bisa saja terjadi.

Apa Itu Price Earning Ratio

PER Price Earning Ratio adalah rasio perbandingan antara Harga saham (per lembar) yang beredar dengan laba per lembar (EPS / Earning Per Share) saham .

Fungsi dari rasio PER / Price Earning Ratio ini adalah untuk mengetahui seberapa mahal/ murah, atau wajar harga saham tersebut. Mirip dengan rasio PBV / Price to Book Value.

Itulah kenapa ratio ini sangat populer dikalangan investor maupun trader saham. Terutama untuk melakukan valuasi sederhana terhadap harga saham.

Walaupun hasil valuasi dari PER sendiri belum bisa dikatakan final. Namun paling tidak, PER bisa menjadi indikator awal para investor dan trader, dalam melakukan screening dan stock picking, sebelum melakukan analisa lebih lanjut.

Cara Menghitung Price Earning Ratio

Dalam menghitung PER tentu bisa dilakukan menggunakan rumus yang tepat. Agar lebih mudah memahaminya, silahkan simak contoh soal di bawah ini:

Contoh :

Perusahaan abcd mebukukan EPS Rp.200,- , sedangkan harga saham perusahaan abcd adalah 1000 rupiah,
jadi berapa PER / Price Earning Ratio-nya?

Jawab:

Jadi PER perusahaan abcde adalah :
PER = Price / EPS = 1000 / 200 = 5x

Apa artinya PER perusahaan abcd 5x tersebut?
Ok..paham ya sampai sini?? Lanjuuut…

PER 5x tersebut artinya adalah bahwa saham perusahaan abcd dijual dengan harga 5 x labanya

Lalu,
Murahkah PER 5x? ,
Mahalkah PER 5x? , atau
Wajarkah harga saham dengan PER 5x tersebut?

Emh..sebelum saya jawab, ada sedikit cerita ketika dulu pertama kali saya mempelajari tentang saham, khususnya pada bab PER. Yakni berapa kali PER wajar sebuah saham yang bisa digunakan sebagai indikator, untuk menentukan seberapa mahal, murah, atau wajarkah harga saham tersebut??

Dan..jawabannya tidak ada patokan pasti tentang berapa kali nilai PER untuk menentukan seberapa murah, mahal, ataupun wajar harga saham yang beredar.

Cara Menentukan Valuasi Saham dengan PER

PER Price Earning Ratio

Satu-satunya cara untuk menentukan valuasi sebuah saham menggunakan PER, adalah dengan membandingkannya dengan PER dari perusahaan dalam industri yang sama, seperti untuk mengetahui seberapa murah sebuah saham dari emiten.

Misalnya perusahaan tambang, kita harus membandingkannya dengan PER dari perusahaan-perusahaan dalam industri sejenis (tambang). Dari situ kita akan mengetahui seberapa murah atau mahal sebuah saham.

Cara yang lebih mudah lagi yakni dengan membandingkan PER emiten, dengan PER rata-rata industri emiten tersebut. Jika PER / Price Earning Ratio industri lebih tinggi. bisa dikatakan bahwa valuasi saham yang mempunyai PER dibawah PER industri adalah undervalued.

Hal ini pulalah, yang bisa dijadikan patokan oleh para trader, ketika mengambil keputusan trading. Yakni dengan melihat posisi PER, dibandingkan dengan PER industrinya.

Sebagai contoh, jika saham abcd dalam rilis laporan keuangan kuartal pertama Q1 mempunyai PER 10x, sementara rata industri PER adalah 20x. Maka kemungkinan besar, market akan merespon dengan melakukan adjusment harga saham perusahaan, agar mempunyai PER / Price Earning Ratio yang sama/ hampir sama, dengan PER rata-rata industrinya.

Jadi bisa dikatakan perbandingan PER / Price Earning Ratio sebuah emiten, dengan rata-rata industrinya bisa menjadi opportunity bagi para trader dan investor. Sekaligus bisa menjadi acuan, untuk menentukan berapa target harga saham tersebut. menggunakan PER.

Namun perlu saya ingatkan, jangan pernah menggunakan rasio PER ini sebagai indikator tunggal dalam menilai sebuah saham. Mungkin memang benar rasio PER ini, mempunyai fungsi yang lumayan berguna dan selain itu populer.

Tapi sayangnya rasio ini juga tidak luput dari ancaman distorsi data, jika kita tidak jeli dalam membacanya. Karena ratio ini terbentuk dari EPS. Dimana kita ketahui EPS Earning Per Share sangat rawa,n terhadap distorsi data.

Maka PER sebagai rasio yang menggunakan EPS sebagai variabel perhitungannya, tentu juga tidak luput dari hal itu.

Jadi saya selalu ingatkan untuk selalu lakukan croscheck, terhadap data-data pada laporan keuangan agar kita tidak salah dalam menafsirkannya, karena ketika kita salah dalam menafsirkannya itu berarti valuasi kita juga akan salah.

Demikian pembahasan mengenai PER Price Earning Ratio, semoga ulasan ini bermanfaat.

Tinggalkan komentar