Duitmue.com – Price to Book Value atau lebih sering disebut dengan PBV, adalah sebuah rasio finansial yang digunakan oleh kebanyakan investor untuk menilai sebuah perusahaan. Apakah saham perusahaan tersebut undervalue, overvalue, atau fairvalue-nya.
Hampir sama seperti rasio Price Earning Ratio / PER hanya beda pada variable penghitungnya saja dan sudut pandang penilaiannya.
Price to BookValue merupakan perbandingan antara nilai perusahaan di pasar (bursa saham), berdasarkan penilaian/ valuasi dari para pelaku pasar (market). Yakni para investor / trader berbanding dengan nilai perusahaan berdasarkan dari bukunya.
Maksudnya berdasarkan atas laporan keuangan dari perusahaan tersebut, (diambil dari selisih antara asset dan liabilitas pada neraca).
Perbedaan tersebutlah yang akan memberikan gambaran kepada investor, tentang kondisi harga saham yang sedang di transaksikan. Yakni mengenai seberapa murah, mahal atau wajarkah harga saham tersebut.
Bagaimana Cara Menghitung Price to Book Value?
Jika ditanya bagaimana cara menghitung price to Book Value tentu saja dengan menggunakan rumusnya. Untuk Rumus PBV yakni :
PBV = Price / Book Value per share
- Price : adalah harga saham per lembar
- Book Value per Share : adalah nilai equitas perusahaan di bagi jumlah saham yang beredar
Contoh bagaimana cara menghitung Price to Book Value?
Saham Telkom dengan kode tlkm
Harga saham : 4350
Book Value Per Share: 1.047
Maka PBV :
PBV = 4350 / 1047
PBV = 4.1x
Yang artinya saham Telkom diperdagangkan di 4x nilai bukunya,
Atau bisa dibilang market/ para pelaku pasar menghargai saham Telkom lebih tinggi dari nilai equity yang dimiliki perusahaan. Hal tersebut mengindikasikan bahwa market menaruh optimisme, terhadap kinerja Telkom kedepannya.
Walaupun penilaian tersebut tidak bersifat mutlak 100%, namun hal itu bisa menjadi acuan awal untuk melihat tingkat kepercayaan dan penilaian investor terhadap kinerja sebuah perusahaan. Walau tidak menutup kemungkinan bahwa penilaian market tersebut bisa “Salah”, karena semua penilaian tersebut bersifat relatif.
Dan inilah yang biasanya dimanfaatkan oleh para investor yang mempunyai pedoman sebagai value investing. Dimana mereka akan membeli saham perusahaan yang di jual di bawah nilai bukunya.
Istilahnya seperti kata Warren Buffet bagaimana membeli uang 1 Dollar dengan harga 40sen.
Dan salah satu caranya adalah dengan menggunakan PBV/ Price to Book Value ini.
Manfaat Price to Book Value
Dengan rasio PBV/ Price to Book Value ini, investor bisa mengetahui sedikit gambaran ketika melakukan screening maupun stock picking, untuk menentukan saham mana yang layak di transaksikan, dan memberi potensi keuntungan di masa yang akan datang.
Sebagai gambaran Benjamin Graham, seorang value investing legendaris dan seorang guru investor dunia. Sangat sering menjadikan PBV sebagai acuannya, dalam memilih saham mana yang akan dibeli.
Dengan logika bahwa ketika mendapatkan perusahaan dengan nilai PBV di bawah 1. Itu berarti kita telah mendapatkan perusahaan dengan harga diskon.
Logikanya bahwa kita membeli sesuatu (perusahaan) senilai Rp1 Milyar dengan harga Rp500 juta. Bukankah masuk akal jika kita berharap di masa yang akan datang, minimal kita bisa menjual nya kembali pada harga yang seharusnya (sesuai dengan nilainya tersebut), atau bahkan bisa lebih.
Itulah prinsip value investing dengan menggunakan PBV/ Price to Book Value. Tujuannya untuk mendapatkan saham yang di jual/ dihargai pasar di bawah nilainya yang seharusnya. Memanfaatkan pasar / market yang salah menilai saham.
Penutup
Ada beberapa pendapat dari beberapa trader dan investor, yang mengatakan bahwa rasio PBV paling cocok digunakan untuk melakukan valuasi terhadap saham pada sektor perbankan.
Walaupun tidak menutup kemungkinan, untuk melakukan valuasi pada sektor/industri lain menggunakan rasio PBV/ Price to Book Value ini. Namun jika boleh berpendapat, rasio paling sesuai dan powerfull memang pada industri perbankan.