Penjelasan Lengkap tentang Rasio PEG (Price / Earning to Growth)

Duitmue.com – Rasio PEG (Price / Earning to Growth) adalah sebuah metode valuasi sederhana, untuk menentukan nilai murah atau mahalnya sebuah saham.

Rasio PEG ini menggunakan perbandingan harga saham, dibanding laba persaham (PE) dengan pertumbuhan labanya.

Dengan asumsi bahwa pertumbuhan merupakan salah satu tolak ukur baiknya kinerja perusahaan. Sekilas rasio PEG ini mirip dengan PER secara fungsinya, dan faktanya memang demikian.

Peran Penting Rasio PEG

Lalu pertanyaannya kenapa kita harus menggunakan rasio PEG ini, jika kita bisa melakuakan valuasi awal menggunakan PER, untuk menentukan mahal atau murahnya suatu saham?

Jawabannya adalah karena perbedaan unsur pembagi / atau pembandingnya. Dimana PER menggunakan Laba dalam hal ini EPS (Laba Per Lembar Saham) sebagai komponen pembaginya. Sedangkan pada PEG ratio menggunakan nilai pertumbuhan Laba / EPS, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.

Perbedaan komponen pembagi tersebut lah yang memberikan dampak sangat signifikan, pada hasilnya yang bisa sangat berbeda. Ini karena PER hanya fokus pada kinerja laba tahun terakhirnya, sedangkan PEG dalam penilaiannya lebih luas. Sebab menggunakan data beberapa tahun terakhir, untuk mwngukur tingkat pertumbuhan yang terjadi.

PEG vs PER

Jika seperfi itu, apakah itu artinya PEG (Price / Earning to Growth) ratio lebih baik daripada PER (Price Earning Ratio) ?

Tidak, bukan seperti itu maksudnya. Hal ini bukan tentang mana yang lebih baik di antara rasio PEG dan PER.

Yang pasti tidak ada metode yang benar-benar sempurna dan lebih baik dari yang lain. Setiap metode dan rasio masing-masing memiliki keunggulan, dan kekurangannya sendiri.

Karena itulah metode komparasi antara satu rasio dengan rasio lain, menjadi jalan keluar untuk menutupi kekurangan masing-masing. Juga sebagai konfirmasi, untuk menghindari kesalahan dalam valuasi.

Jadi ketika menghitung PER sebuah saham, akan lebih baik jika kita juga menghitung PEG sebagai pembandingnya.

Rumus PEG:

 PEG = PE Ratio/ EPS Growth

Dimana jika hasilnya kurang dari 1 itu artinya undervalue, karena nilai pertumbuhannya lebih tinggi dari harga sahamnya.

Jika lebih dari 1 artinya overvalue, harga sahamnya lebih tinggi dari nilai pertumbuhannya.

Dan jika sama dengan 1 artinya wajar, karena nilai pertumbuhannya sama dengan harganya.

Contoh :

Pada sektor industri yang sama terdapat 3 perusahaan, yakni :

  1. Perusahaan A : harga saham 10.000 dan EPS 1.000, maka PER 10x
  2. Perusahaan B : harga saham 10.000 dan EPS 500, maka PER 20x
  3. Perusahaan C : harga saham 10.000 dan EPS 250, maka PER 40x

Jika kita mengacu data PER di atas, kebanyakan dari kita akan mengatakan bahwa saham Perusahaan A lebih murah dibandingkan yang lain, benar? Yup..secara hitungan PER memang seperti itu, namun bagaimana dengan PEG nya?

Berikut data growthnya :

  1. Perusahaan A : pertumbuhan labanya sebesar 10%, maka PEG = 1
  2. Perusahaan B : pertumbuhan labanya sebesar 30%, maka PEG = 0,6
  3. Perusahaan C : pertumbuhan labanya sebesar 20%, maka PEG = 2

Dari sini bisa dilihat bahwa perusahaan B lebih murah, jika dilihat dari tingkat pertumbuhannya yang lebih tinggi, jika dibandingkan dengan harga sahamnya. PEG rasionya juga lebih rendah dari Perusahaan lain. Hal ini mengindikasikan bahwa perusahaan B, jika dilihat dari tingkat pertumbuhannya valuasinya tergolong murah / undervalue.

Hal seperti pertumbuhan inilah yang tidak akan kita temui di PER, dan dengan PEG rasio inilah, kita bisa melengkapinya guna melakukan valuasi yang lebih akurat.

Namun, sama halnya seperti rasio lain, akan lebih bijak ketika kita menggunakan rasio PEG ini kita kombinasikan dengan rasio lain.

Tinggalkan komentar