Duitmue.com – Dalam dunia trading, support resistance dan trendline sangat penting bagi seorang trader dalam mengidentifikasi pergerakan harga. Dalam analisa teknikal posisi support dan resistance ini, begitu krusial. Terutama ketika melakukan analisa pada grafik atau chart harga
Begitupun dengan Trendline, yang pada dasarnya sama dengan support dan resistance, jika dilihat dari ciri-ciri dan fungsinya.
Penjelasan Support Resistance dan Trendline
Agar bisa memahami istilah-istilah tersebut dengan baik, mari kita simak ulasan berikut ini.
Apa Itu Support?
Support adalah sebuah level, dimana harga yang turun akan tertahan di level tersebut, dan cenderung berbalik arah naik kembali.
Garis support terdiri dari minimal 2 titik terendah dari pergerakan harga pada periode tertentu. Dimana semakin banyak titik yang terhubung, menandakan bahwa garis support tersebut valid dan kuat. Jadi tidak mudah tertembus.
Resistance
Resistance, yang merupakan sebuah level, dimana harga yang naik dan mencapai area resistance, akan cenderung untuk berbalik arah (reversal) dan kembali turun.
Garis resistance terbentuk dari minimal 2 buah titik tertinggi, dari pergerakan harga yang terjadi pada periode tertentu. Yang mana semakin banyak titik yang terhubung, maka semakin valid pula resistance tersebut. Hal ini karena telah melewati uji coba berkali-kali.
Trendline
Untuk TrendLine sendiri, konsepnya mirip dengan Support line dan resistance line tersebut. Dimana jika support dan resistance, biasanya berupa garis mendatar yang menghubungkan titik-titik harga tertinggi dan terendahnya.
Pengertian trendline sendiri adalah sebuah garis diagonal, yang menghubungkan antara Higher Low satu dengan higher low yang lain. Atau Higher High satu dengan Higher High yang lain, dalam suatu trend naik/bullish.
Dan menghubungkan antara Lower Low satu dengan Lower Low yang lain. Atau menghubungkan Higher low satu dengan higher low yang lain.
Itulah kenapa trendline dapat juga menjadi support dan resistance, untuk melakukan identifikasi arah trend yang sedang terjadi.
Trendline juga dapat memberikan sinyal awal, dari berakhirnya suatu trend yang sedang terjadi, saat harga breakout/breakdown pada trendline. Dimana selanjutnya, akan mempunyai kemungkinan untuk reversal (balik arah), dan membentuk trend baru ataupun masuk dalam fase konsolidasi/sideway terlebih dahulu.
Contohnya yakni ketika harga menembus/breakdown terhadap trendline, yang menjadi support, yakni yang menghubungkan antara satu higher low(HL) dengan Higher Low(HL) yang lain.
Maka hal tersebut menjadi tanda awal berakhirnya trend bullish yang sedang terjadi. Dimana selanjutnya harga akan masuk pada fase baru, entah itu cenderung untuk turun terus . Yang menjadi sinyal awal terjadinya pembalikan arah dari trend semula. Atau justru tertahan di support baru, dan masuk pada fase konsolidasi/sideway.
Hal tersebut juga berlaku bagi Trendline, yang menjadi Resistance pada bearish trend yang menghubungkan antara Lower High (LH) satu, dengan Lower High (LH) yang lain.
Dimana ketika harga mampu menembusnya (Breakout), maka akan menjadi tanda awal bahwa trend Bearish yang terjadi telah berakhir.
Dimana kemungkinannya, harga akan mempunyai kecenderungan untuk berbalik arah naik terus, dan membentuk bullish trend .Atau pun harga ternyata tertahan naik turun pada level-level (Support dan Resistance) tertentu, yang menandakan terbentuknya fase konsolidasi/sideway.
Pentingnya Memahami Support Resistance dan Trendline
Dengan memahami perilaku harga yang terjadi, ketika memasuki area-area support, resistance dan trendline, seorang trader akan mampu menentukan posisi entry dan exit dengan lebih terukur.
Seperti seorang swing trader yang biasanya akan mengambil posisi entry, ketika harga berada pada area support. Dan akan melakukan Taking Profit(exit), ketika harga memasuki area resistance.
Lebih lanjut Breakout dan Breakdown yang terjadi, juga bisa menjadi area entry dan exit untuk para trader. Yakni membeli/entry ketika harga breakout dan masuk trend bullish.
Kemudian menjual/taking profit, ketika harga menembus/breakdown dari trendline yang menjadi support. Hal ini biasanya dilakukan oleh trader, dengan tipe trend follower/positioning trader.
Bahkan prinsip support dan resistance dipakai juga oleh darvas, dalam metode tradingnya yang begitu fenomena,l yakni darvas box. Bagi anda yang mengetahui darvas box, pasti sangat memahami, bagaimana seorang darvas menggunakan support dan resistance untuk membuat box-nya.
Untuk mempelajari metode trading menggunakan metode darvas box, silahkan baca artikel kami selanjutnya tentang trading menggunakan darvas box.
Kondisi MA Sesuai Fungsi Support Resistance dan Trendline
Beberapa indikatorpun ada yang menggunakan prinsip dari support, resistance dan trendline. Salah satu contohnya yakni indikator moving average, yang seperti auto support dan resistance, tanpa kita perlu menarik garis dari satu titik ke titik lain.
Dimana MA akan menjadi support, ketika berada dibawah harga yang sedang dalam trend bullish. Dan MA akan menjadi resistance, ketika berada diatas harga yang sedang dalam trend bearish.
Hal ini diperkuat dengan fungsi MA yang dapat menjadi sinyal pembalikan arah, sekaligus entry-exit point ketika harga menembusnya.Hal tersebut sama persis dengan fungsi dari support dan resistance.
Melihat banyaknya fungsi dan kegunaannya , Support tak heran jika support resistance dan trendline ini menjadi sangat krusial bagi seorang trader. Pemahaman terhadap ketiga elemen ini yakni, seakan menjadi suatu kewajiban bagi siapa saja yang terjun dalam dunia trading.
Bahkan beberapa indikator teknikal memerlukan support dan resistance sebagai konfirmasinya.
Jadi bagi anda yang serius ingin terjun menjadi seorang trader, pahami dengan baik support resistance dan trendline ini. Sebab ini adalah dasar dari analisa teknikal itu sendiri.